Minggu, 28 Desember 2008

BAHAN KULIAH MARTIKULASI (PPS UNSRI 2008/TP)

BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Pengertian Berpikir

Berpikir adalah satu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki. (Purwanto, Ngalim. 2000: 43)

Berpikir adalah sebagai suatu proses asosiasi saja; pandangan semacam ini yang dikemukakan oleh kaum assosiasionist. Sedangkan kaum fungsionalist mengemukakan berpikir adalah sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons. (Walgito, Bimo. 1997: 122)

Drever (dalam Walgito, Bimo. 1997: 122) mengemukakan masalah berpikir: “Thingking: any course or train of ideas; in the narrower and stricter sense, a course of ideas initiated by a problem”.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berpikir bertitik tolak dari adanya persoalan atau problem yang dihadapi oleh individu.

2. Pendapat Bebarapa Aliran Psikologi tentang Berpikir

a. Psikologi Asosiasi mengemukakan, bahwa beroikir itu tidak lain daripada tanggapan-tanggapan yang dikuasai oleh hukum asosiasi. Aliran psikologi asosiasi berpendapat bahwa dalam alam kejiwaan yang penting ialah terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-tanggapan. Pendapat inilah yang kemudian menimbulkan pendidikan dan pengajaran yang bersifat intelektualistis dan verbalistis. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini ialah John Locke (1632-1704) dan Herbart (1770-1841).

b. Aliran Behaviorisme berpendapat, bahwa “berpikir” adalah gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat syaraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan “buah pikiran”. Jadi menurut Behaviorisme “berpikir” tidak lain adalah berbicara. Pada behaviorisme unsur yang paling sederhana adalah refleks. Refleks adalah gerakan/reaksi tak sadar yang disebabkan adanya stimulus dari luar (bananiah) saja. Gejala-gejala psikis yang mungkin terjadi adalah akibat dari adanya gejala-gejala/perubahan-perubahan jasmainiah sebagai reaksi terhadap stimulus-stimulus tertentu. Menurut kaum behavioris (W. James) “ orang tidak menangis karena susah, tetapi orang susah karena menangis”. Juga J. B Watson, seorang behavioris yang lebih radikal lagi mengatakan bahwa: bahasa ialah gerak-gerak yang tertentu dari pangkal tenggorok dan bigian-bagian mulut lainnya, dan bunyi yang diakibatkannya. Senyum adalah gerak-gerak tertentu dari cuping hidung dan sudut mulut disertai kerlipan mata.

c. Psikologi Gestalt memandang, bahwa gestalt yang teratur mempunyai peranan yang besar dalam berpikir. Psikologi Gestalt berpendapat bahwa proses berpikir seperti gejala-gejala psikis yang lain merupakan suatu kebulatan. Gestalt memandang keaktifan itu merupakan keaktifan psikologi yang abtrak, yang prosesnya tidak dapat kita amati dengan alat indera kita. Proses berpikir itu dilukiskan sebagai berikut: “Jika dalam diri seseorang timbul suatu masalah yang harus dipecahkan, terjadilah lebih dahulu suatu skema/bagan yang masih agak kabur-kabur. Bgan itu dipecahkan dan dibanding-bandingkan dengan seksama.

Sehubungan dengan pendapat para ahli Gestalt, maka ahli-ahli psikologi sekarang berpendapat bahwa proses berpikir pada taraf yang tinggi pada umumnya melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Timbulnya masalah, kesulitan yang harus dipecahkan,

2. Mencari dan mengumpulkan fakta-fakta yang diaangap ada sangkut pautnya dengan pemecahan masalah,

3. Taraf pengolahan atau pencernaan, fakta diolah dan dicernakan,

4. Taraf penemuan atau pemahaman, menemukan cara memecahkan masalah,

5. Menilai, meyempurnakan dan mencocokkan hasil pemecahan.

ü Adapun Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Berpikir:

1. Bagaimana seseorang melihat atau memahami masalah,

2. Situasi yang sedang dialami seseorang dan situasi luar yang dihadapi,

3. Pengalaman-pengalaman orang itu,

4. Bagaimana kecerdasan orang tersebut.

ü Beberapa Macam Cara Berpikir

1. Berpikir induktif

Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan bahwa ciri-ciri/sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena tadi.

2. Berpikir Deduktif

Berpikir deduktif prosesnya berlangsung dari yang umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Dari situ ia menerapkannya kepada fenomena-fenomena yang khusus, dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut.

3. Berpikir Analogis

Analogi berarti persamaan atau perbandingan. Berpikir analog ilah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena-fenomena yang biasa/pernah dialami. Di dalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa kebenaran dari fenomena-fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar